Tertarik dengan ilmu di balik feromon? Ada banyak artikel dan makalah penelitian yang bersaing tentang feromon, tetapi kami memutuskan untuk merangkum semuanya menjadi dasar-dasar dan menunjukkan bagaimana feromon bekerja tanpa terlalu banyak teknobabel yang sulit dipahami. Kami sangat yakin pada kekuatan feromon dan sains yang mendukungnya, dan setelah membaca artikel ini, mudah-mudahan Anda juga akan percaya!
Apa itu feromon?
Kata feromon pertama kali diperkenalkan oleh para peneliti pada tahun 1950-an dan berasal dari bahasa Yunani “pherein” (membawa) dan “hormon” (menggairahkan). Pada dasarnya, feromon adalah zat kimia yang membawa pesan dan dapat memicu respons seksual dan sosial dari anggota spesies yang sama. Pada banyak hewan, respons ini mudah terlihat. Misalnya, ketika diperkenalkan pada feromon tikus jantan, tikus betina akan mengangkat bagian belakang tubuhnya dalam posisi kawin.
Pada manusia, respons terhadap feromon lebih sulit diteliti karena lebih kompleks daripada respons seksual dasar pada kebanyakan hewan. Sebelum tahun 1990-an, kebanyakan ilmuwan bahkan tidak percaya bahwa manusia memiliki organ vomeronasal (VNO), yaitu organ yang ditemukan di hidung kebanyakan mamalia yang memungkinkan mereka mendeteksi dan merespons feromon. Pada dekade 1990-an dan setelahnya, para peneliti membuktikan bahwa manusia memiliki VNO dan bahwa VNO manusia dapat mendeteksi bahkan jumlah feromon yang sangat kecil[1].
Sejak saat itu, ilmuwan telah menemukan bukti bahwa indra penciuman kita dapat mendeteksi dan merespons sinyal kimia melalui bau tubuh dan feromon. Misalnya, feromon wanita dapat mengatur ovulasi pada wanita lain[2], dan keringat pria (tempat beberapa feromon alami terjadi) dapat mengubah suasana hati dan tingkat hormon pada wanita[3].
Apa perbedaan antara feromon secara spesifik?
Feromon baru yang dihasilkan oleh manusia ditemukan setiap tahun, tetapi kebanyakan studi feromon telah melihat dua feromon yang paling umum digunakan: AndrosteNONE dan AndrosteNOL. Zat kimia ini diproduksi oleh manusia dalam cairan tubuh kita, dan dapat disintesis untuk digunakan dalam produk feromon. Pengguna dan peneliti feromon melaporkan banyak perbedaan antara feromon ini. Pada artikel berikutnya, kami akan fokus pada zat kimia feromon spesifik dan perbedaan antara mereka. Berikut beberapa contoh penelitian tentang zat kimia feromon tertentu.
Studi telah menunjukkan bahwa androsteNOL dapat membuat wanita melihat pria lebih menarik daripada biasanya. Dalam satu studi, para peneliti memberi kalung leher yang ditutupi androsteNOL kepada 38 pria dan 38 wanita untuk dipakai saat mereka tidur. Keesokan harinya, para peneliti menemukan bahwa wanita yang memakai kalung leher itu memiliki lebih banyak kontak dengan pria[4]. Studi lain menemukan bahwa ketika orang berada di bawah pengaruh androsteNOL, mereka menilai foto wanita sebagai lebih menarik dan foto pria sebagai lebih ramah dan hangat[5].
AndrosteNONE sedikit kurang diteliti, tetapi satu studi khusus menemukan bahwa AndrosteNONE mempengaruhi cara wanita mengevaluasi emosi pada pria[6]. Studi ini juga menemukan bahwa wanita bereaksi lebih positif terhadap AndrosteNONE saat ovulasi.
Masih banyak yang harus dipelajari
Secara keseluruhan, ilmuwan masih memiliki banyak yang harus dipelajari tentang feromon dan peran mereka dalam seksualitas manusia. Penelitian tentang feromon manusia bahkan tidak dianggap serius sampai tahun 1990-an, dan dalam beberapa tahun mendatang akan ada banyak temuanmenarik baru yang ditemukan. Pastikan untuk terus membaca blog kami (kami merekomendasikan memulai dengan bagian Ilmu Feromon) untuk informasi lebih lanjut tentang ilmu feromon dan bagaimana pengguna feromon dapat memaksimalkan manfaatnya. Jika Anda memiliki artikel penelitian baru yang ingin kami bahas, beri tahu kami melalui email atau komentar!
Referensi:
1. Monti-Bloch L, Grosser BI. Effect of putative pheromones on the electrical activity of the human vomeronasal organ and olfactory epithelium. J Steroid Biochem Mol Biol 1991; 39:573-82.
2. Stern K, McClintock MK. Regulation of ovulation by human pheromones. Nature 1998; 392:177-9.
3. Preti G, Wysocki CJ, Barnhart K, Sonheimer SJ, Leyden JJ. Male axillary extracts effect lutenizing hormone (LH) pulsing in female recipients. Poster presentation at the 23rd Association for Chemoreception Sciences Annual Meeting; 2001.
4. Cowley JJ, Brooksbank BWL. Human exposure to putative pheromones and changes in aspects of social behavior. J Steroid Biochem Mol Biol 1991; 39:647-59.
5. Kirk-Smith M, Booth DA, Carroll D, Davies P. Human social attitudes affected by androstenol. Res Comm Psychol Psychiat Behav 1978; 3:379-84.
6. Grammer K. 5 alpha-androst-16-en-3-one: A Male Pheromone? A Brief Report. Ethol Sociobiol 1993; 14:201-8.
Add comment